Fakta

  • Rusia setidaknya telah memobilisasi sekitar 80 -100 ribu pasukan di perbatasan Timur Ukraina-Rusia.
  • Biden telah mengirim lebih banyak pasukan ke Eropa Timur khususnya Ukraina, Polandia dan German.
  • KTT Rusia – AS berakhir gagal dalam Sidang Dewan Keamanan PBB terkait ketegangan di perbatasn Rusia- Ukraina

Analisa

  • Melihat dari eskalasi militer rusia besar-besaran, tidak heran membuat Ukraina khawatir akan kehadiran pasukan rusia di perbatasan Timur dan Belarus. Namun rusia terpaksa memobilisasi pasukannya akan kekhawatiran terhadap tindakan provokatif dari pasukan ukraina di perbatasan. Rusia bahkan menekan NATO agar tidak memberikan keanggotaan pada Ukraina dan mungkin saja rusia melihat itu sebagai langkah upaya untuk ekspansionis NATO yang bisa mengancam eksistensi Rusia dimana AS memanfaatkan Ukraina untuk mencegah perkembangan Rusia.
  • Rusia memilih untuk mengintervensi Ukraina karena tindakan tersebut paling mungkin dilakukan untuk mencapai tujuan Rusia, yakni mempertahankan pengaruhnya di negara-negara eks-Soviet. Dimana dependensi Uni Eropa atas pasokan migas dari Rusia sangat tinggi, sehingga Rusia tidak akan kehilangan pasar migasnya meskipun hubungannya dengan Uni Eropa memburuk atas dampak dari tindakan asertifnya pada Ukraina, melihat Krimea merupakan jalur geopolitik strategis di kawasan.
  • Di satu sisi AS, NATO bahkan Uni Eropa tetap menyerukan dukungan terhadap kedaulatan Ukraina bahkan mereka tak segan untuk menjatuhkan sanksi ekonomi berat pada Rusia jika rusia menginvasi Ukraina, dengan melihat komitmen AS & NATO dimana telah mengirimkan pasukannya ke Eropa Timur dalam komitmen untuk melindungi keamanan serta stabilitas Eropa dari limpahan konflik Rusia-Ukraina.
  • Meskipun jalur upaya diplomatik telah banyak diadakan sejak 2015 hingga inggris upayakan resolusi konflik untuk keduanya namun hubungan keduanya makin keruh dengan ikut campurnya beberapa negara dan mungkin dapat diperparah jika permintaan kedua belah pihak tak dapat saling di setujui.
  • Melihat perkembangan hubungan kedua negara, agresi, aneksasi, konflik hingga konfrontasi serta kemungkinan akan terjadinya perang terbuka. Maka dunia internasional harus dapat menyadari dengan mendorong pendekatan multilateral, sulosi efektif dan komprehensif. Setidaknya penyelesaian konflik antarnegara tidak didominasi oleh kekuatan satu negara tetapi juga mempertimbangkan kepentingan bersama dari kedua belah pihak.
2 comments
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You May Also Like

Rusia dan Sanksi Ekonomi

Fakta • Presiden AS Joe Biden telah memberi sanksi ke Rusia lebih…

Siswi Berjilbab di India Picu Kecaman

Fakta : Beberapa institusi pendidikan di India ditutup karena terjadi keributan tentang…

Senggol Dong, Rudal Balistik Korea Utara!

Fakta-Fakta Korea Utara dilaporkan menembakkan dua peluru kendali (rudal) balistik ke arah…

Iran-Afghanistan : Air adalah Sumber Persengketaan

Musim Gugur 2021, Taliban, organisasi yang dilabeli sebagai organisasi terlarang berhasil merebut…