Fakta
- Janji Tiongkok untuk berhenti membangun pembangkit listrik tenaga batu bara di luar negeri dapat mengurangi investasi US$50 miliar pada 44 pembangkit di negara-negara lain seperti Indonesia.
- Presiden Tiongkok Xi Jinping, Selasa (21/9) pada sesi ke-76 Majelis Umum PBB menyetop pembangunan proyek pembangkit listrik tenaga batu bara baru di luar negara itu, termasuk Indonesia “Kita perlu meningkatkan tata kelola lingkungan global, secara aktif menanggapi perubahan iklim dan menciptakan komunitas kehidupan bagi manusia dan alam,” ujar Presiden Xi, dinukil Republika.
- Merespons langkah yang dilakukan Tiongkok, Andri Prasetiyo, peneliti Trend Asia mengatakan, komitmen iklim terbaru dari Tiongkok merupakan lonceng kematian bagi industri energi batu bara di Indonesia.“Tiongkok adalah pihak yang paling berpengaruh terhadap pembangunan PLTU batu bara di Indonesia,” kata Andri.
- Tiongkok memang menjadi salah satu pasar utama ekspor batu bara Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) mengatakan kepada Kontan.id. Dalam hal ini, ekspor batu bara Indonesia sepanjang 2019 sebanyak 374,94 juta ton, naik hampir 10% apabila dibandingkan dengan ekspor batubara 2018 yang hanya 343,12 juta ton. Dari jumlah tersebut, ekspor batu bara ke Tiongkok sebanyak 65,67 juta ton pada 2019 dan 48,14 juta ton di 2018.
- Negara Tirai Bambu itu menjadi pasar ekspor batu bara Indonesia terbesar kedua setelah India. Pada 2019, ekspor batu bara Indonesia ke India sebanyak 121,69 juta ton. Secara nilai, sepanjang 2019, ekspor batu bara Indonesia mencapai US$18,96 miliar. Dari total jumlah itu, ekspor batu bara Indonesia ke Tiongkok mencapai US$3,14 miliar, tulis Kontan.id.
Analisis
- Dalam keputusan Tiongkok kali ini mungkin saja sebagai strategi baru dalam memperbaiki perekonomian mereka pasca covid-19 karena saham terbesar mereka ada di batubara sedangkan penghasilan mereka dari batubara masih jauh dari kata cukup, dibandingkan tekanan yang ada akibat imbas dari tambang batubara yang merusak lingkungan hidup manusia.
- Keuntungan yang diambil dari keputusan presiden Xi, Tiongkok kembali mendapat apresiasi dari berbagai kalangan dunia sehingga mempermudah meraka untuk Kembali menjalin Kerjasama lain baik dibidang industry maupun dibidang ekonomi lainnya.
- Dalam hal ini tentu saja kabar baik dan kabar buruk bagi Indonesia bagi para nelayan, masyarakat yang tinggal dekat pertambangan ini memberika nafas kepada mereka dari dampak yang di alami selama ini dari pertambangan batubara, sedangkan bagi para pengusaha ini bisa saja menjadi lonceng kematian bagi mereka.
- Pertanyaan terbesar kepada pemerintah sekarang ini bisa melakukan transisi perekonomian pasca keputusan Tiongkok dan sebagai Langkah awal untuk memutus kertergantungan investasi dari Tiongkok.(redja.red)
1 comment
Very nice write-up. I definitely appreciate this site. Thanks!