Fakta
- Belum lama ini terjadi gejolak politik di Kazakhstan, Tokayev, Presiden Kazakhstan berupaya untuk melepaskan negerinya dari cengkraman pemimpin lama Nursultan.
- Tokayev secara resmi menuduh adanya intervensi asing dalam kerunyaman yang melanda negaranya.
- Kazakhstan merupakan salah satu negara pecahan Uni Soviet yang kaya akan sumber daya alam, disamping juga terdapat desas-desus adanya upaya color revolution di negara tersebut
- Tak berselang lama, intensitas upaya invasi Rusia terhadap wilayah paling barat di Ukraina juga semakin memuncak.
- Amerika Serikat sebagai si “adidaya” berupaya menentukan posisi nya dalam berbagai konflik di Asia Tengah pada hari-hari ini.
- Kunjungan Blinken dan berbagai upaya pertemuan dengan pihak Rusia sempat digelar untuk membahas masalah ini.
Analisa
- Bisa dikatakan, baik Rusia maupun Amerika Serikat berusaha mengukuhkan cakar dan taringnya dalam kesempatan ini.
- Namun dalam sudut pandang penulis, Amerika Serikat hanya berupaya untuk mengalihkan luka atas kegagalan di Afghanistan serta porak-porandanya ekonomi dalam negeri akibat inflasi besar-besaran
- Baik Kamala Harris maupun Biden sangat terkenal akan oportunismenya, yah begitulah partai demokrat. Mungkin akan berbeda jika Trump hari ini masih menjabat.
- Di lain sisi, Rusia tidak akan gegabah untuk memulai perang secara militer dengan Ukraina, mengingat sedang bagus-bagusnya ekonomi mereka serta stabilnya kondisi politik dalam negeri.
- Putin juga mengerti bahwa dengan adanya pemain baru (China) tidak akan membuat Amerika Serikat gegabah untuk mengambil tindakan intervensi militer di ukraina
- Namun diingat pula, Rusia juga harus bertemu dengan Uni Eropa serta NATO di Ukraina.
- Mengenai Kazakshtan, perlu diingat bahwa negara tersebut masih dalam fase transisi meninggalkan otoritarianisme, namun sebagai negara yang memiliki garis perbatasan terpanjang dengan Rusia, membuat Rusia akan terus berfikir dengan gejolak politik yang terjadi di negara tersebut (Kazakhstan)