Kepentingan AS di Asia Timur : Denuklirisasi Total Semenanjung Korea

Fakta

  • AS tegaskan tak akan menjadikan Korea Selatan sebagai negara nuklir.
  • Korea Utara disebut akan segera melakukan uji coba nuklir.
  • Ada wacana bahwa Korea Selatan akan membalas uji coba Korea Utara.

Analisa

  • Sebelumnya terdapat seruan pengerahan kembali senjata nuklir taktis AS ke Korea Selatan, menyusul serangkaian peluncuran rudal Korea Utara baru-baru ini. Juru bicara Departemen Pertahanan AS, Pat Ryder menyatakan bahwa AS sudah memberikan bantuan keamanan yang dibutuhkan Korea Selatan. Aliansi Korea Selatan-A.S akan melampaui aliansi bilateral, mencatat bahwa itu dapat menjadi platform untuk perdamaian dan kemakmuran global.
  • Pat Ryder mengatakan bahwa Washington berkomitmen untuk mewujudkan denuklirisasi total di Semenanjung Korea. Bantuan yang akan diberikan AS kepada Korea Selatan dipastikan cukup untuk membela negara itu dari ancaman Korea Utara, yang sebagaimana diketahui hubungan diplomasi antar keduanya memanas setelah beberapa “provokasi” yang dilakukan Pyongyang di sepanjang 2022
  • Korea utara telah menembakkan 44 rudal balistik sepanjang 2022 dan tembakan jarak menengah ke atas wilayah jepang Oktober 2022 ini. Perihal tersebut, Jepang pun bergabung dengan Korea Selatan dalam memperingatkan kemungkinan uji coba nuklir oleh Korea Utara dalam waktu dekat.
  • Seorang mantan diplomat AS mengatakan bahwa Korea Utara tidak memiliki niat untuk menyingkirkan senjata nuklirnya dengan imbalan insentif ekonomi atau normalisasi hubungan diplomatik. Joseph R. De Trani mengatakan, negara tertutup itu menginginkan keduanya: untuk menormalkan hubungan diplomatik dengan Barat sambil menjaga persenjataan nuklirnya tetap utuh.
  • Hasil survey yang dinyatakan Ahn Yinhay, seorang professor Hubungan Internasional di Universitas Korea, Seoul yaitu kepercayaan pada gagasan saling balas serta kekuatan nuklir Korea Selatan lebih dari cukup untuk menghalangi kekuatan nuklir yang lain