Islamabad – Pada 24 Desember 2024, bertempat di Aula Kebudayaan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Islamabad, terlaksana kegiatan seminar interaktif terkait perkembangan geopolitik Suriah pasca kejatuhan rezim Bashar al-Assad. Kegiatan ini berlangsung selama kurang lebih 4 jam dengan melibatkan PPI Bartin-Turki sebagai partner penyelenggara yang hadir secara dalam jaringan (daring).

Dalam sambutan yang menandai dimulainya kegiatan, Nur Itqan Fahmi selaku Ketua Komunitas Sinergi Linear menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh hadirin dan panitia yang berkenan bahu membahu mewujudkan kegiatan. Demikian juga tentang harapan akan adanya acara akan memberikan impak positif terhadap pengetahuan dan keterampilan para hadirin dalam menanggapi isu internasional bagi kepentingan nasional Indonesia.

Rahmat Hindiarta Kusuma selaku charge d’affair KBRI Islamabad serta Henru Hidayat Susanto selaku Atase Pertahanan KBRI Islamabad menjadi keynote speaker dari kegiatan interaktif ini. Dalam periode penempatan di Suriah, Rahmat menuturkan berbagai pengalaman dan perspektif terkait kepemerintahan Bashar al-Assad yakni masih kuatnya pengaruh kepemerintahan kolega rezim bapak Bashar al-Assad, Hafeez al-Assad, selama periode tersebut.

Berbeda dengan Rahmat, Henru menekankan variabel kekuatan dalam negeri atau domestik tetap menjadi prioritas ketahanan negara meskipun kekuatan luar negeri menunjukkan supremasi, dalam konteks ini, kekuatan pendukung Rusia atau Iran tidak memiliki pengaruh signifikan ketika rakyat mayoritas tidak lagi memberikan legitimasi terhadap pemerintah Bashar al-Assad.

Webinar yang bertema “Bagaimana Menyikapi Tumbangnya Rezim Bashar al-Assad di Suriah” semakin interaktif setelah beberapa peserta diberikan kesempatan berdialog dengan kedua keynote speaker dan adanya sesi tambahan dari ketiga narasumber tambahan yakni Zulfikar Alamsyah, Lidzikri Ahmad Syahru, dan Maya Nirmala Sari.

Di akhir acara, perwakilan PPI Bartin mengucapkan rasa syukur atas kerja sama penyelenggaraan dengan Sinergi Linear yang notabene hanya berbentuk komunitas namun mampu menyelenggarakan acara setingkat dengan perhimpunan pelajar.

Kegiatan ditutup dengan closing statement dari para narasumber yang dilanjutkan dengan sesi ramah tamah.